Ganjitsu (元日)
Ganjitsu merupakan
awal dimulainya tahun baru yaitu pada tanggal 1 januari (dini hari),
sedangkan pada pagi harinya sering disebut dengan istilah (元旦) yang artinya pagi pertama di awal tahun.
Di Jepang, tahun baru dirayakan pada tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 3 Januari yang biasa sanganichi (三が日). Masa ini juga sering disebut shōgatsu (正月,).
Awalnya istilah shōgatsu digunakan untuk menyebutkan bulan pertama
dalam setahun, namun secara umum sekarang istilah tersebut hanya
digunakan untuk menyebut hari pertama hingga hari ketiga di awal tahun.
Perayaan ini berlaku secara umum (bersamaan) di seluruh Jepang. Meskipun
begitu ada juga daerah yang melangsungkan perayaannya berbeda dengan
waktu yang umum digunakan. Di daerah kanto misalnya, perayaannya
berlangsung sejak tanggal 1 Januari hingga 7 Januari dan lebih dikenal
dengan istilah matsu no uchi (松の内), sedangkan di daerah Kansai berlangsung hingga tanggal 15 Januari dan lebih dikenal dengan istilah koshogatsu (小正月). Selain itu ada juga istilah hatsuka shōgatsu (二十日正月) yang lebih dikenal dengan istilah honeshōgatsu (骨正月) yang berarti tahun baru tulang. Pada masa ini ikan masakan tahun baru sudah habis dimakan sampai ke tulang-tulangnya.
Kegiatan menyambut
tahun baru sudah dimulai sejak dua atau tiga minggu sebelum pergantian
tahun. Di daerah Kanto, hari persiapan tahun baru yang disebut o-koto
hajime (お事始め) jatuh pada 8 Desember,
sedangkan di daerah Kansai dimulai pada 13 Desember. hari libur resmi di
Jepang ditetapkan sejak tanggal 1 Januari, tapi kantor pemerintah dan
perusahaan swasta tutup sejak tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank
dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 desenber hingga 3 Januari,
kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi. Sampai tahun
1970-an, sebagian besar toko dan pedagang eceran di daerah Kanto tutup
hingga tanggal 5 Januari atau 7 januari. Perubahan gaya hidup dan
persaingan dari toko yang buka 24 jam membuat kebiasaan libur
berlama-lama ditinggalkan. Mulai tahun 1990-an, hampir semua mall dan
pertokoan hanya tutup tanggal 1 Januari dan mulai buka keesokan harinya
tanggal 2 Januari, tapi biasanya dengan jam buka yang diperpendek. Hari
pertama penjualan barang (hatsu-uri) di pusat pertokoan dimeriahkan
dengan penjualan fukubukuro (kantong keberuntungan). Penjualan barang di
semua mal dan pertokoan sudah normal kembali sekitar tanggal 4 Januari.
Pada zaman dulu,
tahun baru di Jepang dirayakan pada awal musim semi bertepatan dengan
Tahun baru Imlek, Tahun baru Korea dan Tahun baru Vietnam. Hal ini
dikarenakan kalender Jepang masih berdasarkan kalender Tionghoa. Namun
sejak tahun 1873, tahun baru mulai dirayakan pada tanggal 1 Januari
karena sejak saat itu pemerintah Jepang mulai menerapkan kalender
Gregorian.
Pada tanggal 31 desember atau pada malam tahun baru biasanya disebut ōmisoka (大晦日). Pada malam tahun baru ini ada tradisi memakan soba yang disebut toshikoshi soba (年越しそば ).
Stasiun televisi di Jepang, NHK, mempunyai tradisi menayangkan acara
Kohaku Uta Gassen, berupa kompetisi lagu antar penyanyi terkenal yang
dibagi menjadi kubu merah dan kubu putih. Menjelang pukul 12 malam,
genta yang terdapat di berbagai kuil agama Buddha di Jepang dibunyikan.
Tradisi memukul genta menjelang pergantian tahun disebut joya no kane (除夜の鐘). Genta dibunyikan sebanyak 108 kali sebagai perlambang 108 jenis nafsu jahat manusia yang harus dihalau.
Setelah itu pada pagi
harinya ada semacam tradisi berupa kunjungan pertama kali ke kuil pada
awal tahun baru. Pada saat ini di depan kuil-kuil besar sangat ramai
karena mereka menunggu dibukanya kuil. Doa yang disampaikan biasanya
berupa harapan agar sehat dan selamat sepanjang tahun. Kebiasaan
tersebut sering disebut hatsumode.
Masakan istimewa yang
dimakan di tahun baru adalah Osechi (sup zoni yang terbuat dari kuah
dashi berisi mocha dan sayuran). Berbagai macam lauk masakan osechi
kotak kayu bersusun yang disebut jūbako (重箱).
Beberapa swalayan besar sejak beberapa minggu sebelum tahun baru juga
sudah membuka pemesanan osechi. Lauk pada masakan osechi biasanya sangat
manis atau sangat asin, seperti: kuromame, tatsukuri (gomame),
konbumaki, kamaboko, kurikinton, kazunoko dan datemaki. Makanan tahun
baru diharapkan bisa tahan lama, karena tahun baru merupakan kesempatan
libur memasak bagi ibu rumah tangga di Jepang. Selain Osechi ada juga
olahan dari ikan. Ikan yang dimasak di tiap daerah berbeda, untuk daerah
Jepang bagian timur biasanya menggunakan ikan salem sedangkan di Jepang
bagian barat menggunakan ikan sunglir (buri). Beberapa daerah juga
memiliki masakan khas yang tidak bisa dinikmati di tempat lain. Seperti
di daerah kansai misalnya, ada masakan khas berupa ikan cod kering
(bōdara) yang dimasak dengan gula pasir dan shoyu.
Penutupan perayaan
tahun baru ditandai dengan memakan bubur nanakusa yang dimasak dengan 7
jenis sayuran dan rumput. Biasanya orang-orang memakan bubur ini sejak
tanggal 7 hingga 15 Januari. Tujuannya agar perut bisa beristirahat
setelah dipenuhi makanan tahun baru. Acara menumbuk mochi (mochitsuki)
merupakan salah satu tradisi menjelang tahun baru. Ketan yang sudah
ditanak dimasukkan ke dalam lesung dan ditumbuk dengan alu. Satu orang
bertugas menumbuk, sedangkan seorang lagi bertugas membolak-balik beras
ketan dengan tangan yang sudah dibasahi air. Beras ketan ditumbuk hingga
lengket dan membentuk gumpalan besar mochi berwarna putih. Selain
dimakan sebagai pengganti nasi selama tahun baru, mochi juga dibuat
hiasan tahun baru yang disebut kagami mochi. Secara tradisional, kagami
mochi dibuat dengan cara menyusun dua buah mochi berukuran bundar,
ditambah sebuah jeruk di atasnya sebagai hiasan.
Orang Jepang mempunyai tradisi saling mengirim kartu pos nengajō (年賀状)
yang akan tiba persis pada tanggal 1 Januari. Kartu pos ucapan tahun
baru dijamin sampai ke alamat yang dituju pada tanggal 1 Januari,
asalkan dikirim tidak melewati jangka waktu penerimaan yang ditetapkan
kantor pos. Penerimaan kartu pos biasanya dimulai pertengahan Desember
hingga beberapa hari terakhir sebelum akhir tahun. Kantor pos
membutuhkan pegawai ekstra yang direkrut dari kalangan pelajar, agar
semua kartu pos bisa tiba tepat pada tanggal 1 Januari.
Sebagai penghormatan
terhadap orang yang meninggal, anggota keluarga yang baru ditinggalkan
tidak merayakan tahun baru dan tidak mengirim kartu pos tahun baru.
Sebagai gantinya, anggota keluarga yang baru ditimpa musibah mengirim
kartu pos berisi pemberitahuan tidak bisa mengirim kartu pos ucapan
tahun baru.
Setiap tahunnya,
Kantor Pos Jepang memiliki tradisi mencetak kartu pos dengan tema yang
berbeda-beda. Kartu pos dihiasi dengan lukisan tempat terkenal di Jepang
dan gambar binatang shio untuk tahun yang baru. Kartu pos tahun baru
yang diterbitkan kantor pos juga memiliki nomor undian yang diundi di
awal tahun. Penerima kartu pos yang beruntung bisa memenangkan berbagai
hadiah berupa barang. Selain di kantor pos, kartu pos ucapan tahun baru
juga bisa dibeli di berbagai tempat. Kartu pos yang dijual di toko buku
memiliki pilihan gambar yang lebih banyak, tapi sering masih perlu
ditempeli perangko.
Kartu pos ucapan
tahun baru bisa ditulisi sendiri dengan berbagai pesan dan ucapan.
Gambar binatang atau kalimat ucapan standar bisa ditambahkan dengan
menggunakan stempel karet beraneka warna yang dijual di toko buku atau
stempel yang disediakan di kantor pos. Kartu pos ucapan tahun baru
sering digunakan untuk memamerkan kemampuan menulis indah bagi pengirim
yang pandai menulis kaligrafi. Pemilik komputer pribadi bisa menggunakan
perangkat lunak khusus untuk mencetak kartu pos. Bagi orang yang
memiliki banyak kenalan dan relasi, kartu pos biasanya sudah ditulisi
sejak awal bulan Desember. Berbagai ucapan selamat tahun baru yang umum
digunakan:
- Kotoshi mo yoroshiku onegai shimasu (今年もよろしく お願いします)
- Akemashite omedetō gozaimasu (あけましておめで とうございます)
- Kin-ga shinnen (謹賀新年)
Orang Jepang mempunyai tradisi memberikan angpao yang dikenal dengan sebutan otoshidama (お年玉).
Sewaktu memberikan otoshidama untuk anak-anak, sejumlah uang kertas
yang masih baru atau uang logam dimasukkan ke amplop kecil bernama
pochibukuro (otoshidama-bukuro) yang berhiaskan aneka gambar kesukaan
anak-anak. Otoshidama sangat ditunggu-tunggu anak-anak di Jepang,
terutama bila memiliki paman atau bibi yang murah hati.
Perayaan tahun baru
juga dimeriahkan dengan menulis aksara kanji pertama untuk tahun
tersebut. Tradisi menulis aksara kanji yang dilakukan tanggal 2 Januari
disebut kakizome (kaligrafi pertama). Selain itu ada juga berbagai
permainan yang dimainkan selama tahun baru, seperti: permainan fukuwarai
(meletakkan gambar bagian-bagian wajah, seperti hidung, alis mata, dan
mulut pada tempat yang tepat dengan mata tertutup), hanetsuki
(bulutangkis tradisional), menaikkan layang-layang (takoage), gasing
(koma), bermain dadu (sugoroku), dan permainan memungut kartu yang
disebut karuta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar