Kamis, 05 Juli 2012

Ganjitsu


Ganjitsu (元日)
Ganjitsu merupakan awal dimulainya tahun baru yaitu pada tanggal 1 januari (dini hari), sedangkan pada pagi harinya sering disebut dengan istilah (元旦) yang artinya pagi pertama di awal tahun.
Di Jepang, tahun baru dirayakan pada tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 3 Januari yang biasa sanganichi (三が日). Masa ini juga sering disebut shōgatsu (正月,). Awalnya istilah shōgatsu digunakan untuk menyebutkan bulan pertama dalam setahun, namun secara umum sekarang istilah tersebut hanya digunakan untuk menyebut hari pertama hingga hari ketiga di awal tahun. Perayaan ini berlaku secara umum (bersamaan) di seluruh Jepang. Meskipun begitu ada juga daerah yang melangsungkan perayaannya berbeda dengan waktu yang umum digunakan. Di daerah kanto misalnya, perayaannya berlangsung sejak tanggal 1 Januari hingga 7 Januari dan lebih dikenal dengan istilah matsu no uchi (松の内), sedangkan di daerah Kansai berlangsung hingga tanggal 15 Januari dan lebih dikenal dengan istilah koshogatsu (小正月). Selain itu ada juga istilah hatsuka shōgatsu (二十日正月) yang lebih dikenal dengan istilah honeshōgatsu (骨正月) yang berarti tahun baru tulang. Pada masa ini ikan masakan tahun baru sudah habis dimakan sampai ke tulang-tulangnya.
Kegiatan menyambut tahun baru sudah dimulai sejak dua atau tiga minggu sebelum pergantian tahun. Di daerah Kanto, hari persiapan tahun baru yang disebut o-koto hajime (お事始め) jatuh pada 8 Desember, sedangkan di daerah Kansai dimulai pada 13 Desember. hari libur resmi di Jepang ditetapkan sejak tanggal 1 Januari, tapi kantor pemerintah dan perusahaan swasta tutup sejak tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 desenber hingga 3 Januari, kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi. Sampai tahun 1970-an, sebagian besar toko dan pedagang eceran di daerah Kanto tutup hingga tanggal 5 Januari atau 7 januari. Perubahan gaya hidup dan persaingan dari toko yang buka 24 jam membuat kebiasaan libur berlama-lama ditinggalkan. Mulai tahun 1990-an, hampir semua mall dan pertokoan hanya tutup tanggal 1 Januari dan mulai buka keesokan harinya tanggal 2 Januari, tapi biasanya dengan jam buka yang diperpendek. Hari pertama penjualan barang (hatsu-uri) di pusat pertokoan dimeriahkan dengan penjualan fukubukuro (kantong keberuntungan). Penjualan barang di semua mal dan pertokoan sudah normal kembali sekitar tanggal 4 Januari.
Pada zaman dulu, tahun baru di Jepang dirayakan pada awal musim semi bertepatan dengan Tahun baru Imlek, Tahun baru Korea dan Tahun baru Vietnam. Hal ini dikarenakan kalender Jepang masih berdasarkan kalender Tionghoa. Namun sejak tahun 1873, tahun baru mulai dirayakan pada tanggal 1 Januari karena sejak saat itu pemerintah Jepang mulai menerapkan kalender Gregorian.
Pada tanggal 31 desember atau pada malam tahun baru biasanya disebut ōmisoka (大晦日). Pada malam tahun baru ini ada tradisi memakan soba yang disebut toshikoshi soba (年越しそば ). Stasiun televisi di Jepang, NHK, mempunyai tradisi menayangkan acara Kohaku Uta Gassen, berupa kompetisi lagu antar penyanyi terkenal yang dibagi menjadi kubu merah dan kubu putih. Menjelang pukul 12 malam, genta yang terdapat di berbagai kuil agama Buddha di Jepang dibunyikan. Tradisi memukul genta menjelang pergantian tahun disebut joya no kane (除夜の鐘). Genta dibunyikan sebanyak 108 kali sebagai perlambang 108 jenis nafsu jahat manusia yang harus dihalau.
Setelah itu pada pagi harinya ada semacam tradisi berupa kunjungan pertama kali ke kuil pada awal tahun baru. Pada saat ini di depan kuil-kuil besar sangat ramai karena mereka menunggu dibukanya kuil. Doa yang disampaikan biasanya berupa harapan agar sehat dan selamat sepanjang tahun. Kebiasaan tersebut sering disebut hatsumode.
Masakan istimewa yang dimakan di tahun baru adalah Osechi (sup zoni yang terbuat dari kuah dashi berisi mocha dan sayuran). Berbagai macam lauk masakan osechi kotak kayu bersusun yang disebut jūbako (重箱). Beberapa swalayan besar sejak beberapa minggu sebelum tahun baru juga sudah membuka pemesanan osechi. Lauk pada masakan osechi biasanya sangat manis atau sangat asin, seperti: kuromame, tatsukuri (gomame), konbumaki, kamaboko, kurikinton, kazunoko dan datemaki. Makanan tahun baru diharapkan bisa tahan lama, karena tahun baru merupakan kesempatan libur memasak bagi ibu rumah tangga di Jepang. Selain Osechi ada juga olahan dari ikan. Ikan yang dimasak di tiap daerah berbeda, untuk daerah Jepang bagian timur biasanya menggunakan ikan salem sedangkan di Jepang bagian barat menggunakan ikan sunglir (buri). Beberapa daerah juga memiliki masakan khas yang tidak bisa dinikmati di tempat lain. Seperti di daerah kansai misalnya, ada masakan khas berupa ikan cod kering (bōdara) yang dimasak dengan gula pasir dan shoyu.
Penutupan perayaan tahun baru ditandai dengan memakan bubur nanakusa yang dimasak dengan 7 jenis sayuran dan rumput. Biasanya orang-orang memakan bubur ini sejak tanggal 7 hingga 15 Januari. Tujuannya agar perut bisa beristirahat setelah dipenuhi makanan tahun baru. Acara menumbuk mochi (mochitsuki) merupakan salah satu tradisi menjelang tahun baru. Ketan yang sudah ditanak dimasukkan ke dalam lesung dan ditumbuk dengan alu. Satu orang bertugas menumbuk, sedangkan seorang lagi bertugas membolak-balik beras ketan dengan tangan yang sudah dibasahi air. Beras ketan ditumbuk hingga lengket dan membentuk gumpalan besar mochi berwarna putih. Selain dimakan sebagai pengganti nasi selama tahun baru, mochi juga dibuat hiasan tahun baru yang disebut kagami mochi. Secara tradisional, kagami mochi dibuat dengan cara menyusun dua buah mochi berukuran bundar, ditambah sebuah jeruk di atasnya sebagai hiasan.
Orang Jepang mempunyai tradisi saling mengirim kartu pos nengajō (年賀状) yang akan tiba persis pada tanggal 1 Januari. Kartu pos ucapan tahun baru dijamin sampai ke alamat yang dituju pada tanggal 1 Januari, asalkan dikirim tidak melewati jangka waktu penerimaan yang ditetapkan kantor pos. Penerimaan kartu pos biasanya dimulai pertengahan Desember hingga beberapa hari terakhir sebelum akhir tahun. Kantor pos membutuhkan pegawai ekstra yang direkrut dari kalangan pelajar, agar semua kartu pos bisa tiba tepat pada tanggal 1 Januari.
Sebagai penghormatan terhadap orang yang meninggal, anggota keluarga yang baru ditinggalkan tidak merayakan tahun baru dan tidak mengirim kartu pos tahun baru. Sebagai gantinya, anggota keluarga yang baru ditimpa musibah mengirim kartu pos berisi pemberitahuan tidak bisa mengirim kartu pos ucapan tahun baru.
Setiap tahunnya, Kantor Pos Jepang memiliki tradisi mencetak kartu pos dengan tema yang berbeda-beda. Kartu pos dihiasi dengan lukisan tempat terkenal di Jepang dan gambar binatang shio untuk tahun yang baru. Kartu pos tahun baru yang diterbitkan kantor pos juga memiliki nomor undian yang diundi di awal tahun. Penerima kartu pos yang beruntung bisa memenangkan berbagai hadiah berupa barang. Selain di kantor pos, kartu pos ucapan tahun baru juga bisa dibeli di berbagai tempat. Kartu pos yang dijual di toko buku memiliki pilihan gambar yang lebih banyak, tapi sering masih perlu ditempeli perangko.
Kartu pos ucapan tahun baru bisa ditulisi sendiri dengan berbagai pesan dan ucapan. Gambar binatang atau kalimat ucapan standar bisa ditambahkan dengan menggunakan stempel karet beraneka warna yang dijual di toko buku atau stempel yang disediakan di kantor pos. Kartu pos ucapan tahun baru sering digunakan untuk memamerkan kemampuan menulis indah bagi pengirim yang pandai menulis kaligrafi. Pemilik komputer pribadi bisa menggunakan perangkat lunak khusus untuk mencetak kartu pos. Bagi orang yang memiliki banyak kenalan dan relasi, kartu pos biasanya sudah ditulisi sejak awal bulan Desember. Berbagai ucapan selamat tahun baru yang umum digunakan:
  • Kotoshi mo yoroshiku onegai shimasu (今年もよろしく お願いします)
  • Akemashite omedetō gozaimasu (あけましておめで とうございます)
  • Kin-ga shinnen (謹賀新年)
Orang Jepang mempunyai tradisi memberikan angpao yang dikenal dengan sebutan otoshidama (お年玉). Sewaktu memberikan otoshidama untuk anak-anak, sejumlah uang kertas yang masih baru atau uang logam dimasukkan ke amplop kecil bernama pochibukuro (otoshidama-bukuro) yang berhiaskan aneka gambar kesukaan anak-anak. Otoshidama sangat ditunggu-tunggu anak-anak di Jepang, terutama bila memiliki paman atau bibi yang murah hati.
Perayaan tahun baru juga dimeriahkan dengan menulis aksara kanji pertama untuk tahun tersebut. Tradisi menulis aksara kanji yang dilakukan tanggal 2 Januari disebut kakizome (kaligrafi pertama). Selain itu ada juga berbagai permainan yang dimainkan selama tahun baru, seperti: permainan fukuwarai (meletakkan gambar bagian-bagian wajah, seperti hidung, alis mata, dan mulut pada tempat yang tepat dengan mata tertutup), hanetsuki (bulutangkis tradisional), menaikkan layang-layang (takoage), gasing (koma), bermain dadu (sugoroku), dan permainan memungut kartu yang disebut karuta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar